Sabtu, 11 April 2015

Kepemimpinan


KEPEMIMPINAN


       Saat ini dunia banyak sekali mengalai perubahan, begitupun dengan kepemimpinan. Karna pada hakikatnya kepemimpinan besifat aktif dan aka terus mengalami perubahan secara konstan. Bagitupun pemahaman kita akan kepemimpinan harus diubah jika ingin berhasil dan memanfaatkan kepemimpinan dengan semua potensinya. Lalu apa sesungguhnya yang dimaksud dengan kepemimpinan ?

I. Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata “lead” yang dalam bahasa inggris berartimemimpin. Orang yang memimpin disebut “Leader”. Apa perbedaan antara kepemimpinan dan pemimpin ?
Leadership atau kepemimpinan adalah suatu proses dimana seorang pemimpin dapat membimbing (quides), mempengaruhi (influences), mengawasi pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain. Sedangkan, leader atau pemimpin adalah orang yang dapat menggerakan orang-orang lain di sekitarnya dibawah pengaruhnya untuk mengikuti apa yang diperintahkan dan dikemukakan.
Pengertian kepemimpinan yang lain adalah sebagai berikut :
-   Kepemimpinan merupakan seni dari koordinasi dan motivasi individu-individu dan kelompok untuk mencapai keinginan akhir.
-   Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk melakukan kegiatan (Felix A. Negro, dalam bukunya “Modern Public Administration”).

II. Tipologi Kepemimpinan
     Kepemipinan memiliki tipe-tipe, diantaranya adalah :
1. Tipe Kharismatis
Tipe ini memiliki kekuatan energy, daya tarik dan pembawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Hal tersebbut di karenakan dia memilki kharisma yang begitu besar, dan dianggap mempunyai kemampuan-kemampuan yang superhuman sebagai kerunia dari Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang seperti ini juga memiliki tipe yang sangat inspiratif, keberanian yang tinggi, berkeyakinan teguh pada pendirian diri sendiri. Tokoh-tokoh besar yang memiilki tipe kepemimpina seperti yang disebutkan di atas antara lain : Hitler, Gandhi, John F. Kennedy, Sukarno, Margarete Tatcher, Gorbanchev, dll.
   
2. Tipe Militeristis
Tipe ini memiliki sifat kemiliter-militeran. Gaya luar yang mencontoh gaya militer. Tipe ini memiliki sifat-sifat pemimpin sebagai berikut :
ü Sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
ü Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
ü Menyenangi formalitas.
ü Menuntut adanya disiplin keras dari bawahan.
ü Tidak menerima saran, pendapat meupun kritikan dari bawahan.
ü Komunikasi searah.

3. Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Tipe ini mendasarkan diri kepada kekuatan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpin berperan sebagai pemain tunggal atau dikenal dengan One Man Show. Dimana setiap kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahan. Pemimpin bersikap menyisihkan diri dan eksklisivisme, berkuasa absolute, tunggal dan merajai keadaan.

4. Tipe Demokratis
Tipe ini berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan tipe ini terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

III. Faktor Kepemimpinan
Poernomosidhi Hadjisarosa (1980;33) merinci faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kepemimpinan yang tidak dapat dilepaskan dari sifat kepemimpinan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Dapat menyelesaikan pekerjaar} melalui orang lain
2. Melalui orang lain   
3. Dalam kerangka tanggungjawab
4. Disertai dengan kepribadian
5. Dan pengendalian ke dalam.
6. Dengan keseimbangan dalam pertimbangan
7. Dan kelebihan dalam wawasan
Menurut Teori Perilaku untuk menentukan faktor-faktor yang menentukan perilaku atau gaya kepemimpinan pada hakekatnya berhubungan dengan gaya pemimpin tersebut berhubungan dengan bawahan. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan tersebut dapat bersifat
  •          berorientasi pada tugas (task oriented sryle) 
  •          berorientasi pada bawahan(employee oriented style)


IV.  Implikasi Manajerial
Kepemimpinan juga berkaitan dengan dunia perusahaan. Dalam hal ini, bagaimana seharusnya menjadi seorang manajer yang baik sebagai pemimpin yang berkualitas. Kepemimpinan seperti apa yang harus di jiwai oleh seorang manajer ?
Manajer yang profesional adalah harapan semua organisasi bisnis. Seorang manajer yang profesional bisa membawa kemajuan bagi organisasi bisnis tersebut. Persyaratan yang seharusnya di miliki orang seorang manajer guna menjadi manajer atau pemimpin yang profesional antara lain :
ü Memiliki kemampuan di bidang bisnis dan organisasi yang di tanganinya.
ü Pemimpin seharusnya memiliki kepribadian yang baik dan tangguh sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
ü Pemimpin juga seharunya memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik. Karena tugas seorang pemimpin adalah mengurus orang-orang yang di bawahnya. Tanpa komunikasi yang baik, tidak akan mungkin terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara pemimpin dengan bawahannya. 
ü Pemimpin harus mempunyai kemampuan manajerial yang baik dan memadai. Kemampuan manajerial adalah pengetahuan utama yang harus dimiliki oleh seorang manajer professional. Ilmu manajerial yang hebat akan menjadi nilai lebih yang sangat bagus bagi seorang manajer untuk dapat menjalankan organisasi secara efektif adan efisien.    


       REFERENSI

  • Kartono, Kartini. Pemimpin & Kepemimpinan. 1983. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada


  • White, Randall. P, Philip Hodgson & Stuart Crainer. The Future Of Leadership. 1997. Batam : Interaksa


  • Rais. Soenyoto. Pengelolaan Organisasi. 1994. Surabaya : Airlangga University Press









      Nama : Dayu Damayanti
      Kelas  : 2KA03
      NPM  : 12113060



Senin, 16 Maret 2015

Komunikasi Dalam Organisasi





KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


            TEORI

            Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

Pada Pengertian Komunikasi, terdapat lima tingkatan komunikasi atau konteks dalam berkomunikasi, yaitu sebagai berikut:

1. Komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan pada ruang lingkup yang lebih besar dari jenis-jenis komunikasi sebelumnya yang dilakukan melalui sebuah perantara yakni media elektronik maupun media cetak, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara sesaat dan serentak.

2.   Komunikasi organisasi dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang dilakukan memiliki ruang lingkup lebih besar. Komunikasi terjadi dalam penerimaan dan pengiriman berbagai informasi organisasi dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Selain itu, jenis komunikasi ini banyak dari tiap individunya yang memberikan pendapat yang berbeda, karena informasi yang disampaikan dari masing-maing individu memiiki makna yang berbeda.

3. Komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang berlangsung di antara anggota suatu kelompok,  misalnya dalam sebuah organisasi dengan jumlah anggotanya sedikit. Jenis komunikasi ini dilakukan lebih dari dua orang tetapi memiliki ruang lingkup yang kecil, dimana setiap individu mempunyai pandangan dari setiap informasi yang sampaikan.

4.    Komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain yang bersifat personal. Jenis komunikasi ini dilakukan dengan cara bertatapan muka oleh dua orang namun terkadang tidak dilakukan secara tatap muka. Selain itu, jenis komunikasi seperti ini lebih efektif karena kita dapat berinteraksi satu sama lain dan saling menyampaikan sebuah pesan.

5.   Komunikasi intrapribadi yaitu jenis komunikasi yang terjadi pada diri seseorang berupa proses dalam pengolahan informasi melalui sistem syaraf dan panca indera manusia. Jenis komunikasi ini dilakukan oleh satu orang saja, misalnya seolah olah kita sedang berkomunikasi dengan diri sendiri atau mengkhayal.

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:


      • Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
      • Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
      • Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
      • Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
      • Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
      • Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
Proses komunikasi

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

1.    Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

2.    Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
     Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.

1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

2.   Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi

1.    Latar belakang budaya.

Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.

2.    Ikatan kelompok atau group

Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.

3.    Harapan

Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.

4.    Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.

5.    Situasi

Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.

Hambatan – Hambatan Komunikasi

1. Hambatan dari Proses Komunikasi
    ü  Hambatan dari pengirim pesan
    ü  Hambatan dalam penyandian/simbol
    ü  Hambatan media
    ü  Hambatan dalam bahasa sandi
    ü  Hambatan dari penerima pesan
    ü  Hambatan dalam memberikan balikan

2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain – lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.

4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai – nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.


Implikasi Manajerial


         Implikasi manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. apa implikasi manajerial yang muncul dari organisasi tanpa pembatas (borderless Tipe organisasi transnasional/tanpa batas memakai pengaturan yang mengeliminasi atau menghapus halangan geografis artitisial.Para manajer memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas di pasar global yang kompetitif.Implikasi yang dirasakan oleh para pihak manajer adalah bagaimana mereka bisa mengembangkan produk yang diproduksi di negara lain,dengan baik dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara ttersebut.Jadi struktur organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur organisasi manajerial di seluruh negara dimana perusahaan iitu berada.
 

KESIMPULAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan(tujuan) hidup mereka. Untuk itu komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Begitu pula dengan sebuah organisasi. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari suatu pihak kepada lain pihak untuk mendapatkan saling pengertian.

                                          REFERENSI 

Ruben Brent D dan Lea P Stewart. (2006). Communication and Human Behavior. United States: Allyn and Bacon. (diunduh pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 23.00)
 
                                    Mulyana, Deddy Prof. Imu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya.
                        2007. (diunduh pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 23.00)

                                     Wiryanto,Dr. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia
                         Widiasarana Indonesia. (diunduh pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 23.00)

                                      Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks
                          Bandung: Widya Padjadjaran. (diunduh pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 23.00)

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi (diunduh pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 23.00) 

http://isma-ismi.com/pengertian-komunikasi.html (diunduh pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 23.00)
           (diunduh pada tanggal 17 Maret 2015 pukul 23.00)




          Nama : Dayu Damayanti
          Kelas  : 2KA03
          NPM   : 12113060