Kamis, 14 Mei 2015

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi




PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI


A.  Definisi dan dasar Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang  apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada relasi sesama.
Kemudian terdapat definisi menurut para ahli, antara lain :

·         Menurut George R. Terry :
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
·         Menurut Sondang P. Siagian :
pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
·         Menurut James A. F. Stoner :
pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Pengambilan keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.  

Dasar Pengambilan Keputusan :
Menurut George R. Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :

1.      Intuisi
Suatu proses bawah sadar/tdk sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intusi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh.
a.      Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
·         Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
·          Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya.
·         Keampuan mengambil keputusan dari peng-ambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.

b.      Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
·          Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
·          Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
·         Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
·          Pengalaman
2.      Pengalaman :
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis.  Karena pengalaman seseorang dapat mempekira-kan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.  Karena pengalaman, seseorang yang menduga masalahnya walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menduga cara penyelesaiannya.

3.      Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik.  Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dpt menerima keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.

4.      Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pim-pinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah kedudukannya.  Pengambilan keputusan berdasarkan we-wenang juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
a.      Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
·          Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tsb secara su-karela ataukah terpaksa.
·          Keputusannya dapat dapat bertahan dalam jangka waktu yg cukup lama.
·          Memiliki otentisitas (otentik).
b.      Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
·          Dapat menimbulkan sifat rutinitas.
·          Mengasosiakan dengan praktek dictatorial.
·          Sering melewati permasalahan yg seharus-nya dipecahkan sehingga dapat menimbul-kan kekaburan.

5.      Rasional
Pada pengambilan keputusan yg berdasar-kan rasional, keputusan yg dihasilkan ber-sifat objektif, logis, lebih transparan, kon-sisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, shg dpt dikatakan mendekati kebenaran atau se-suai dgn apa yg diinginkan.
Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional:
a.      Kejelasan masalah.
b.      Orientasi tujuan.
c.       Pengetahuan alternative.
d.      Preferensi yang jelas.
e.      Hasil maksimal.

B. Jenis-jenis keputusan Organisasi

1. Keputusan Terprogram
Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif adalah perbandingan tingkat keberberhasilan antara 2 alternatif atau lebih. Contoh keputusan terprogram adalah, aturan umum penetapan harga pada industri rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct cost.


2. Keputusan Tidak Terprogram

Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan strategik.
Contoh:
Dalam suatu perusahaan jika kita mendapatkan suatu masalah maka, kita dalam mengambil sebuah keputusan untuk menyelesaikannya kita tidak boleh terburu-buru karena dapat menyebabkan kita mengambil atau memilih keputusan yang salah dan bahkan dapat membuat masalah semakin sulit. Oleh karena itu kita harus mempertimbangkan dengan baik dengan cara mencari informasi, memahaminya dengan baik, dan mendiskusikan keputusan kita dengan orang-orang yang ikut dalam perusahaan itu, agar keputusan yang kita ambil dapat diterima dengan baik dan dapat memecahkan masalah yang ada.

C.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1.      hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2.      setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
3.      setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
4.      jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5.      pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6.      pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;
7.      diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
8.      setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
9.      setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.

1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.

2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.

3.Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

4.Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.

5.Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.

6.Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

D.  Implikasi Manajerial
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1.      Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2.      implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.


Daftar Pustaka :


 


Sabtu, 11 April 2015

Kepemimpinan


KEPEMIMPINAN


       Saat ini dunia banyak sekali mengalai perubahan, begitupun dengan kepemimpinan. Karna pada hakikatnya kepemimpinan besifat aktif dan aka terus mengalami perubahan secara konstan. Bagitupun pemahaman kita akan kepemimpinan harus diubah jika ingin berhasil dan memanfaatkan kepemimpinan dengan semua potensinya. Lalu apa sesungguhnya yang dimaksud dengan kepemimpinan ?

I. Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata “lead” yang dalam bahasa inggris berartimemimpin. Orang yang memimpin disebut “Leader”. Apa perbedaan antara kepemimpinan dan pemimpin ?
Leadership atau kepemimpinan adalah suatu proses dimana seorang pemimpin dapat membimbing (quides), mempengaruhi (influences), mengawasi pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain. Sedangkan, leader atau pemimpin adalah orang yang dapat menggerakan orang-orang lain di sekitarnya dibawah pengaruhnya untuk mengikuti apa yang diperintahkan dan dikemukakan.
Pengertian kepemimpinan yang lain adalah sebagai berikut :
-   Kepemimpinan merupakan seni dari koordinasi dan motivasi individu-individu dan kelompok untuk mencapai keinginan akhir.
-   Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk melakukan kegiatan (Felix A. Negro, dalam bukunya “Modern Public Administration”).

II. Tipologi Kepemimpinan
     Kepemipinan memiliki tipe-tipe, diantaranya adalah :
1. Tipe Kharismatis
Tipe ini memiliki kekuatan energy, daya tarik dan pembawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Hal tersebbut di karenakan dia memilki kharisma yang begitu besar, dan dianggap mempunyai kemampuan-kemampuan yang superhuman sebagai kerunia dari Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang seperti ini juga memiliki tipe yang sangat inspiratif, keberanian yang tinggi, berkeyakinan teguh pada pendirian diri sendiri. Tokoh-tokoh besar yang memiilki tipe kepemimpina seperti yang disebutkan di atas antara lain : Hitler, Gandhi, John F. Kennedy, Sukarno, Margarete Tatcher, Gorbanchev, dll.
   
2. Tipe Militeristis
Tipe ini memiliki sifat kemiliter-militeran. Gaya luar yang mencontoh gaya militer. Tipe ini memiliki sifat-sifat pemimpin sebagai berikut :
ü Sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
ü Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
ü Menyenangi formalitas.
ü Menuntut adanya disiplin keras dari bawahan.
ü Tidak menerima saran, pendapat meupun kritikan dari bawahan.
ü Komunikasi searah.

3. Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Tipe ini mendasarkan diri kepada kekuatan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpin berperan sebagai pemain tunggal atau dikenal dengan One Man Show. Dimana setiap kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahan. Pemimpin bersikap menyisihkan diri dan eksklisivisme, berkuasa absolute, tunggal dan merajai keadaan.

4. Tipe Demokratis
Tipe ini berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan tipe ini terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

III. Faktor Kepemimpinan
Poernomosidhi Hadjisarosa (1980;33) merinci faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kepemimpinan yang tidak dapat dilepaskan dari sifat kepemimpinan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Dapat menyelesaikan pekerjaar} melalui orang lain
2. Melalui orang lain   
3. Dalam kerangka tanggungjawab
4. Disertai dengan kepribadian
5. Dan pengendalian ke dalam.
6. Dengan keseimbangan dalam pertimbangan
7. Dan kelebihan dalam wawasan
Menurut Teori Perilaku untuk menentukan faktor-faktor yang menentukan perilaku atau gaya kepemimpinan pada hakekatnya berhubungan dengan gaya pemimpin tersebut berhubungan dengan bawahan. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan tersebut dapat bersifat
  •          berorientasi pada tugas (task oriented sryle) 
  •          berorientasi pada bawahan(employee oriented style)


IV.  Implikasi Manajerial
Kepemimpinan juga berkaitan dengan dunia perusahaan. Dalam hal ini, bagaimana seharusnya menjadi seorang manajer yang baik sebagai pemimpin yang berkualitas. Kepemimpinan seperti apa yang harus di jiwai oleh seorang manajer ?
Manajer yang profesional adalah harapan semua organisasi bisnis. Seorang manajer yang profesional bisa membawa kemajuan bagi organisasi bisnis tersebut. Persyaratan yang seharusnya di miliki orang seorang manajer guna menjadi manajer atau pemimpin yang profesional antara lain :
ü Memiliki kemampuan di bidang bisnis dan organisasi yang di tanganinya.
ü Pemimpin seharusnya memiliki kepribadian yang baik dan tangguh sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
ü Pemimpin juga seharunya memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik. Karena tugas seorang pemimpin adalah mengurus orang-orang yang di bawahnya. Tanpa komunikasi yang baik, tidak akan mungkin terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara pemimpin dengan bawahannya. 
ü Pemimpin harus mempunyai kemampuan manajerial yang baik dan memadai. Kemampuan manajerial adalah pengetahuan utama yang harus dimiliki oleh seorang manajer professional. Ilmu manajerial yang hebat akan menjadi nilai lebih yang sangat bagus bagi seorang manajer untuk dapat menjalankan organisasi secara efektif adan efisien.    


       REFERENSI

  • Kartono, Kartini. Pemimpin & Kepemimpinan. 1983. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada


  • White, Randall. P, Philip Hodgson & Stuart Crainer. The Future Of Leadership. 1997. Batam : Interaksa


  • Rais. Soenyoto. Pengelolaan Organisasi. 1994. Surabaya : Airlangga University Press









      Nama : Dayu Damayanti
      Kelas  : 2KA03
      NPM  : 12113060