Penalaran
adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau
fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan,
juga bisa merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah,
keliru, atau cacat.
Salah
nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini
terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan.
Dalam
proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan,
kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kesalahan karena gagasan,
struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Salah nalar ada dua macam:
1) Salah
nalar induktif, berupa :
a)
kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas.
b)
kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat.
c)
kesalahan analogi.
2) Kesalahan
deduktif dapat disebabkan :
a)
kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi.
b)
kesalahan karena adanya term keempat.
c)
kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
d)
kesalahan karena adanya 2 premis negatif. Fakta atau data yang akan dinalar itu
boleh benar dan boleh tidak benar.
Dalam
pembahasan salah nalar kali ini saya akan membahas tentang iklan Detergen Easy
yang memiliki slogan “Nyuci jadi enteng”. Kalimat ini merupakan kalimat promosi
atau iklan dari suatu produk sabun detergen untuk menarik perhatian para
konsumen terutama para ibu, agar produk sabun detergen yang mereka iklan kan
laku terjual di pasaran. Namun, kalimat slogan tersebut membuat kesimpulan yang
keliru atau mengandung kata yang dapat membuat salah nalar, karena
kenyataan nya sehari-sehari jika mencuci pakaian tidak ada yang ringan.
Walaupun memakai detergen apapun tetap saja jika mencuci pakaian yang basah
akan terasa berat apalagi jika mencuci jeans dan jaket tebal.
Maksud dari penalaran adalah untuk menentukan kebenaran. Dan kebenaran
dapat dicapai jika syarat-syarat dalam menalar dapat dipenuhi:
Suatu penalaran bertolak dari
pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau
sesuatu yang memang salah.
Dalam
penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua
premis harus benar. Benar disini harus meliputi sesuatu yang benar secara
formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan-aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti
isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
REFERENSI