Selasa, 01 April 2014

Menumbuhkan Budaya Lokal Dalam Perguruan Tinggi



MENUMBUHKAN BUDAYA LOKAL DALAM PERGURUAN TINGGI


                                I.   PENDAHULUAN



Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat beragam. Budaya yang dimiliki indonesia tersebut merupakan budaya lokal yang wajib dilestarikan. Namun, seiring perkembangan zaman, budaya yang ada di Indonesia semakin lama semakin terlupakan. Masyarakat Indonesia mulai terpengaruh dengan budaya masyarakat luar atau budaya asing. Tidak terkecuali bagi seorang pelajar maupun mahasiswa. Oleh sebab itu pelestarian dan pengenalan budaya lokal wajib diperkenalkan kembali di sekolah ataupun perguruan tinggi.


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka masalah yang muncul ialah Apa yang di maksud dengan budaya lokal itu sendiri? Bagaimana cara menjaga kelestarian budaya lokal? dan Usaha yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan budaya lokal dalam perguruan tinggi?

Saya menulis bertujuan untuk dapat  meningkatkan kembali kelestarian budaya-budaya lokal asli Indonesia yang posisinya sudah tergeser oleh budaya asing. Dan juga untuk meningkatkan kembali keingintahuan masyarakat untuk mengenal budaya yang seharusnya mereka lestarikan dan mereka jaga.


     II.   PEMBAHASAN

Budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu. Budaya lokal dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat. Budaya lokal juga merupakan unsur pembentuk budaya nasional. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang multicultural dalam suku bangsa dan budaya. Sehingga masing-masing daerah memiliki budaya yang khas.


Dalam menjaga dan  melestarikan budaya lokal yang ada dalam masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam  mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal diantaranya adalah :

a)    Mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan kita.
b)     Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan.
c)  Mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan.
d)     Mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain.
e)     Mempraktikkan penggunaan budaya itu dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya berbahasa.
f)       Menghilangkan perasaan gengsi ataupun malu dengan kebudayaan yang kita miliki.
g)      Menghindari sikap primordialisme dan etnosentrisme.

Beberapa usaha yang dapat di lakukan untuk menumbuhkan budaya lokal di kalangan perguruan tinggi ialah dengan proses belajar yang berbasis budaya. Pembelajaran berbasis budaya merupakan penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis budaya juga menjadikan budaya sebagai arena bagi peserta didik untuk mentransformasikan hasil observasi mereka ke dalam bentuk-bentuk dan prinsip-prinsip yang kreatif tentang alam dan kehidupan.
 
III.  PENUTUP

Jadi, pengertian dari budaya lokal adalah suatu hal yang dipercaya atau digunakan dalam kehidupan sehari – hari di dalam sebuah daerah. Budaya lokal biasanya menjadi sebuah ciri khas dari sebuah daerah. Misalkan budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat jawa tengah dalam hal berbicara yaitu berkata dengan lembut dan juga  sopan dan santun.


    IV.  REFERENSI


(diunduh pada tanggal 29 Maret 2014)

http://www.bimbingan.org/pengertian-budaya-lokal.htm (diunduh pada tanggal 29 Maret 2014)



Nama  : Dayu Damayanti
NPM   : 12113060
Kelas   : 1KA08



 





Peran Agama Dalam Membangun Budaya Lokal



PESAN AGAMA DALAM MEMBANGUN BUDAYA LOKAL



      I.   PENDAHULUAN

Agama mempunyai hubungan yang sangat erat dalam kebudayaan. Dalam meningkatkan persebaran agama ke wilayah yang di inginkan mempunyai strategi dan metode yang dapat diterima baik oleh masyarakat tersebut. Strategi yang harus dilakukan untuk membangun agama dalam budaya lokal dapat dibekali dengan pengetahuan, dan sikap yang baik. Dalam pembahasan ini saya akan mengupas sesuai topik yang di bahas yaitu “Pesan Agama Dalam Membangun Budaya Lokal”.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka masalah yang muncul kemudian ialah Apa fungsi agama? Apa itu budaya? Bagaimana cara agama memberi pesan kepada budaya zaman modern seperti ini? Berikut akan saya jelaskan apa pengertian dari ketiganya.
Saya menulis bertujuan untuk dapat  memberikan jawaban atas rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas. Karena zaman modern sekarang ini sudah banyak sekali yang lalai dalam menjalankan kewajiban beribadah hanya untuk memikirkan hal duniawi.

      II.  PEMBAHASAN

Fungsi Agama yaitu sebagai berikut:
·  Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
·  Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
·  Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
·  Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
·  Pedoman perasaan keyakinan
·  Pedoman keberadaan
·  Pengungkapan estetika (keindahan)
·  Pedoman rekreasi dan hiburan
·  Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama
Budaya? Budaya menurut Koentjaraningrat (1987:180) adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan milik manusia dengan belajar. Jadi budaya diperoleh melalui belajar. Tindakan – tindakan yang dipelajari antara lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang, berrelasi dalam masyarakat adalah budaya. Dapatlah disimpulkan bahwa budaya yang digerakan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang di yakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif.
Bagaimana cara agama memberi pesan kepada budaya zaman modern seperti ini? Jawabannya yaitu dengan cara melopori mendirikan pendidikan seperti sekolah, pondok pesantren, perguruan tinggi. Melalui pendidikan seperti inilah sejak kecil kita diajarkan bagaiman cara melakukan hal yang baik dan menjahui yang jahat, mengetahui hal yang buruk dan hal yang baik. Seperti contohnya pada saat kita masih berpendidikan Taman Kanak – Kanak atau pada saat menginjak Sekolah Dasar, kita sudah di ajarkan berdoa sebelum makan dan sesudah makan, sebelum minum dan sesudah minum, menghormati orang yang lebih tua dari kita, dan dapat mengerjakan sesuatu yang dapat berguna untuk orang lain, karna Manusia yang beruntung adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain.

    III.  PENUTUP

Saya yakin, agama dan  budaya tidak akan hilang ditelan zaman. Namun, keduanya jangan sampai tumpang tindih. Agama posisikan sebagai agama, budaya posisikan sebagai budaya. Harus dipertegas mana garis putih agama dan budaya. Sebuah budaya tidak bisa digiring oleh untuk diklaim sebagai agama, sebab beresiko memancing konflik sosial dan mengundang pertengkaran. Budaya yang saya maksud di sini adalah buah pikiran atau nalar manusia. Oleh karena itu, agama dan budaya akan selalu bersama dalam ikatan, karena agama sebagai kelengkapan kebudayaan, dan kebudayaan pun sebagai kelengkapan agama. Dengan keyakinan masing – masing kita dapat menyimpulakn seberapa petingnya agama bagi budaya kita, dan zaman modern seperti saat ini.

     IV.  REFERENSI

http://id.wikipedia.org/wiki/Agama (diunduh pada tanggal 28 Maret 2014)

http://anwarabdi.wordpress.com/ (diunduh pada tanggal 28 Maret 2014)

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya (diunduh pada tanggal 28 Maret 2014)




Nama  : Dayu Damayanti
NPM   : 12113060
Kelas   : 1KA08